Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Rabu, 17 November 2010

PARAGRAF

Paragraf adalah bagian dasar dari sebuah karya tulis yang terdiri dari kumpulan kalimat-kalimat yang membagun sebuah ide.
Dalam sebuah paragraf ada tiga bagian :
Kalimat Topik
Kalimat pendukung
Kesimpulan
Kalimat topik adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraf karena merupakan ide utama dalam paragraf tersebut. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraf.
Kalimat topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide, sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.
Contoh :
Warna kuning adalah warna yang menggambarkan aktifitas mental.
Topik : warna kuning
Pengontrol ide membatasi atau mengontrol topik kita ke sebuah aspek yang akan kita tulis.
Contoh :
Warna merah adalah simbol keberanian.
Topik : warna merah
Pengontrol ide : simbol keberanian
Topik boleh saja mempunyai satu atau lebih pengontrol ide, misalnya :
Warna merah adalah simbol keberanian dan kekuatan.
Topik : warna merah
Pengontrol ide 1: keberanian
Pengontrol ide 2 : kekuatan
Contoh paragraf lengkap:
Kita semua terpengaruh oleh warna. Ada beberapa warna yang sangat kita suka dan beberapa warna yang tidak kita suka sama sekali. Beberapa warna melenakan kita, lainnya mengherankan kita, ada yang membuat kita senang dan ada juga yang membuat kita sedih. Manusia terpengaruh oleh warna lebih dari yang mereka duga karena warna berhubungan erat dengan semua aspek kehidupan kita.
Kalimat topik : Kita semua terpengaruh oleh warna
Topik : Kita semua
Pengontrol ide : terpengaruh oleh warna
Kalimat pendukung :
Ada beberapa warna yang sangat kita suka dan beberapa warna yang tidak kita suka sama sekali.
Beberapa warna melenakan kita, lainnya mengherankan kita, ada yang membuat kita senang dan ada juga yang membuat kita sedih.
Kesimpulan :
Manusia terpengaruh oleh warna lebih dari yang mereka duga karena warna berhubungan erat dengan semua aspek kehidupan kita.
Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik
Contoh
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2. MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Hari ini kami kembali memberikan pembelajaran menulis artikel yang juga merupakan bagian dari support system kami bagi para internet marketer, khususnya para internet marketing Indonesia. Setelah sebelumnya kami membahas tentang pengetahuan dasar penulisan sebuah judul artikel, maka hari ini kita akan belajar bersama mengenal struktur dasar dalam sebuah paragraf.

Merriam, seorang Webster mendefinisikan sebuah "Paragraf" adalah pembagian komposisi tertulis yang terdiri dari satu atau lebih kalimat dan berhubungan dengan satu titik atau memberikan kata-kata seorang pembicara.
1. KALIMAT TOPIK

Sebuah kalimat topik adalah kalimat pertama paragraf Anda. Itu harus kalimat paling umum dalam sebuah paragraf dan harus memperkenalkan gagasan keseluruhan yang ingin Anda bahas nanti dalam paragraf. Indentasi dari kata pertama dalam kalimat topik Anda tidak lagi diperlukan.

Contoh: Misalkan Anda ingin menulis sebuah paragraf tentang artikel pemasaran. Kalimat topik utama paragraf Anda mungkin terlihat seperti ini:

"Menulis puluhan, ratusan atau bahkan ribuan artikel dan membuatnya tersedia bagi distribusi adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa situs web/blog Anda mendapatkan lonjakan traffic dalam jangka panjang." - Christopher Knight, CEO, EzineArticles.com -

Catatan: Kalimat topik memperkenalkan topik secara secara umum dan mengatur sisa paragraf bagi kalimat-kalimat berorientasi detail. Ketika pembaca membaca kalimat topik, biasanya pertanyaan harus muncul dalam pikiran pembaca. Dalam hal ini, seharusnya pertanyaannya "Mengapa", dan pembaca harus mengharapkan bahwa sisa paragraf akan memberikan jawaban untuk pertanyaan ini.

2. KALIMAT PENDUKUNG

Kalimat Pendukung harus "mendukung" atau menjelaskan ide yang dinyatakan dalam kalimat topik. Rincian penting untuk membantu pembaca memahami apa yang Anda tulis. HARUS menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kalimat topik Anda.

Contoh: Kalimat pendukung Anda untuk paragraf Anda tentang artikel pemasaran mungkin terlihat seperti ini:

"Ketika Anda menaruh artikel Anda ke dalam distribusi (Berarti Anda menyerahkan mereka untuk penerbit ezine dan situs artikel yang penerbit ezine kunjungi untuk konten segar), Anda meningkatkan kesempatan Anda untuk dapat diambil sebagai konten tambahan oleh penerbit ezine. Mereka mengambil artikel Anda dan mengirim ke email keanggotaan newsletter mereka atau menambahkan ke situs mereka." - Christopher Knight, CEO, EzineArticles.com -

Catatan: Sebagian besar paragraf memiliki 5-7 kalimat pendukung. Jika menulis tentang strategi atau memberikan tips atau daftar item, bulleted atau daftar nomor dapat berguna di sini, bukannya penuh dengan kalimat pendukung.

3. KALIMAT PENUTUP

Kalimat penutup biasanya terjadi pada akhir paragraf dan merangkum informasi yang disajikan dalam paragraf. Hal ini mirip, tapi tidak sama persis dengan kalimat topik.

Contoh: Anda menyimpulkan kalimat untuk paragraf Anda tentang menulis artikel pemasaran mungkin terlihat seperti ini:

"Menulis artikel investasi tenaga kerja dan pengiriman distribusi bisa dilunasi dengan lonjakan traffic ke situs web/blog Anda selama bertahun-tahun untuk datang tanpa harus membeli traffic. Anggap saja investasi dalam membangun traffic masa depan web/blog Anda." - Christopher Knight, CEO, EzineArticles.com -

Catatan: Kalimat Penutup terutama digunakan dalam penulisan formal paragraf panjang dengan beberapa rincian dalam kalimat pendukung. Paragraf singkat (2-3 kalimat pendukung) tidak memerlukan kalimat penutup.
Yahh... jika Anda bisa memahami dan kemudian segera mempraktekkannya tentang struktur dasar dalam penulisan sebuah paragraf di atas, InsyaAllah dan kami yakin bahwa materi artikel Anda akan menjadi lebih mudah di cerna oleh pembaca Anda. Namun yang terpenting adalah Anda harus bisa memberikan solusi dari setiap topik permasalahan yang Anda tulis.
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Jenis Paragraf
Beberapa penulis seperti Sabarti Akhadiah, Gorys Keraf, Soedjito, dan lain-lain membagi paragraf menjadi tiga jenis. Kriteria yang mereka gunakan adalah sifat dan tujuan paragraf tersebut. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan sebagai berikut.
1.Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
(a) Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
(b) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
(c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
2.Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
(a) Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
(b) Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
(c) Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh Keraf (1989:73):
Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.
(d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.

Menulis (jawaban ujian tertulis, makalah, buku, atau surat) adalah bentuk-bentuk komunikasi tertulis yang berbeda dari komunikasi lisan tatap muka. Kominikasi tertulis ini lebih rumit karena si komuikator tidak bertatap muka langsung dengan fihak yang diajak berkomunikasi. bahkan keduanya bisa terpisah oleh waktu berabad-abad (sebagai contoh, karya Ibnu Sina).

Karena itu, setiap orang yang ingin mengomunikasikan gagasan (isi fikiran) nya secara tertulis perlu memiliki ketrampilan menulis yang efektif. Dengan demikian, dia dapat menyampaikan gagasannya secara jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahfahaman. Dalam komunikasi lisan, pendengar bisa bertanya kepada pembicara apabila dia kurang memahami apa yang dimaksud pembicara. Hal ini sulit dilakukan dalam komunikasi tertulis.

Unsur dasar dalam komunikasi tertulis adalah paragraf. Kalau setiap paragraf itu secara internal efektif dan disusun secara efektif pula, maka karangan tertulis tersebut akan efektif pula. Demikian pula sebaliknya.

Bagian-bagian suatu paragraf

Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling terkait satu sama lain. Paragraf yang efektif hanya mempunyai satu fokus, yaitu topik yang akan dibicarakan dalam paragraf tersebut.

Para penulis yang baik selalu mengemukakan gagasan atau isi fikirannya secara jelas dan teratur. Mereka selalu mempunyai satu fokus yang jelas dalam setiap paragrafnya. Dalam teori mengarang, kalimat yang berisi fokus paragraf itu disebut kalimat topik.

Suatu paragraf yang baik terdiri atas tiga bagian: kalimat topik, kalimat pendukung, dan kalimat penutup.

Kalimat topik

Dalam tulisan akademis, kalimat topik ini biasanya ditempatkan di bagian awal paragraf. Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan memudahkan pembaca memahami apa isi atau fokus paragraf itu. Tentu saja penulis bebas menempatkan kalimat topik itu di mana saja, di tengah atau di akhir paragraf, bahkas secara tersirat sekalipun (terutama dalam karya sastra).

Fungsi pokok kalimat topik ini adalah untuk memperkenalkan topik yang akan dibicarakan dalam paragraf tersebut. Dengan demikian, pembaca secara mental siap atau memiliki antisipasi untuk menghadapi pembahasan dalam paragraf tersebut.
Untuk menulis kalimat topik yang efektif, Anda harus merangkum secara mental apa isi paragraf yang akan Anda tulis itu. Kemudian Anda tulis kalimat yang secara jelas menunjukkan isi paragraf itu kepada pembaca.

Contoh:
Ada dua alasan mengapa Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara terindah di dunia.

Kalimat ini secara jelas menunjukkan bahwa paragraf tersebut akan membicarakan dua alasan mengapa Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara terindah di dunia. Kalimat topik dapat dibagi menjadi dua bagian: bagian topik dan bagian pengendali. Kata-kata ‘dua alasan’ itu disebut sebagai topiknya sementara kata-kata ‘terindah di dunia’ disebut sebagai pengendalinya (controlling idea). Bagian pengendali ini berfungsi untuk mengendalikan pembahasan agar tidak melantur ke mana-mana. Artinya ‘alasan’ itu terkait dengan ‘keindahannya’ bukan yang lain (misalnya tentang sistem politiknya, ekonominya, dan sebagainya).

Kalimat pendukung

Kalimat topik yang diletakkan di awal paragraf biasanya diikuti oleh beberapa kalimat pendukung yang berfungsi untuk mengembangkan atau mendukung pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat topik tersebut. Pengembangan atau dukungan ini bisa berupa fakta, contoh, atau rincian.

Contoh:
Ada dua alasan mengapa Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara terindah di dunia. Pertama, Indonesia mempunyai alam yang indah. Di seluruh wilayah Indonesia dapat kita temui lembah, gunung, dan pantai yang menawan. Ke dua, Indonesia juga terkenal karena keindahan keragaman budayanya. Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan agama yang masing-masing mempunyai budaya sendiri-sendiri,

Kalimat ke dua sampai ke lima dalam paragraf di atas memberi penjelasan atau bukti pendukung bagi dua alasan keindahan Indonesia yang telah dikemukakan dalam kalimat topik.

Kalimat penutup

Bagian terkahir paragraf adalah kalimat penutup. Seperti namanya, kalimat ini berfungsi untuk mengakhiri atau menutup pembahasan dalam paragraf tersebut. Kalimat penuup ini biasanya menjadi kalimat terakhir dalam paragraf.

Kalimat penutup ini berfungsi untuk menekankan kembali isi pokok paragraf tersebut. Dalam paragraf yang panjang, kalimat penutup ini penting sekali karena kalimat tersebut mengingatkan pembaca akan apa isi pokok paragraf yang baru saja dibacanya.

Dalam menulis kalimat penutup ini, usahakan mengemukakan kembali isi pokok paragraf dengan susunan kata yang berbeda dari susunan kata dalam kalimat topik. Hal ini dimaksudkan agar tidak membosankan pembaca karena membaca susunan kata yag sama berulang-ulang.

Cpntoh:
Ada dua alasan mengapa Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara terindah di dunia. Pertama, Indonesia mempunyai alam yang indah. Di seluruh wilayah Indonesia dapat kita temui lembah, gunung, dan pantai yang menawan. Ke dua, Indonesia juga terkenal karena keindahan keragaman budayanya. Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan agama yang masing-masing mempunyai budaya sendiri-sendiri, Dua hal itulah yang membuat Indonesia dikenal sebagai salah satu dari negara terindah di dunia.

Penutup

Kalau Anda perhatikan contoh paragraf di atas, akan Anda lihat bahwa tidak ada kalimat dalam paragraf itu yang tidak relevan. Semuanya terkait satu sama lain dan menjalankan fungsinya untuk mendukung kalimat topik. Itulah yang menjadikan paragraf tersebut efektif.


2. Menemukan kalimat utama pada paragraf
Pernahkah kalian menyusun sebuah paragraf? Bagaimanakah cara kalian menyusun sebuah paragraf? Apa beberapa hal yang perlu dipahami dan diketahui ketika menulis paragraf.
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau gagasan utama. Paragraf juga disebut dengan alenia. Gagasan pokok dari suatu paragraf biasanya terdapat dalam kalimat utama atau kalimat inti. Dapatkah kalian menemukan kalimat utama dalam suatu paragraf? Sebagai latihan dalam menemukan kalimat utama suatu paragraf, maka bacalah dengan saksama bacaan “Program Transmigrasi” di bawah ini!
Program Transmigrasi
Setiap usainya lebaran, kota-kota besar dibanjiri pendatang baru. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga perantau dari desa. Selama mereka mudik lebaran, mereka mengabarkan kesuksesannya. Mereka mengajak handai taulannya mengikuti jejaknya. Hal itulah yang menyebabkan membanjirnya arus urbanisasi di kota besar.
Kedatangan mereka di kota membuat masalah. Mereka kebanyakan tidak berpendidikan dan minim keterampilan. Mereka bekerja seadanya. Mereka membangun rumah-rumah kumuh di sudut-sudut kota. Mereka menjadi gelandangan, pengamen, peminta-minta, bahkan preman.
Keberadaan mereka mendorong pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Program transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya. Bisa dalam satu pulau. Bisa pula antarpulau. Perpindahan itu masih dalam satu wilayah negara.
Mereka didorong untuk mau berpindah. Mereka diajak pergi ke pulau yang masih jarang penduduknya, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Mereka diajak membangun pulau harapan. Bila mereka bersedia menjadi transmigran, mereka mendapat rumah, lahan garapan, sarana hidup, dan lain-lain. Keberangkatan mereka pun diantar dengan sarana transportasi yang enak, nyaman, dan gratis. Bahkan banyak kota yang menghormati para transmigran itu sebagai pahlawan kependudukan.
Kemauan mereka mengikuti program transmigrasi akan menguntungkan diri mereka sendiri. Mereka akan dapat menatap hari depan. Mereka akan memperoleh sukses dari fasilitas bertransmigrasi itu. Tentunya yang tak kalah penting adalah kerja keras, ulet, dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Selamat bertransmigrasi!
Kalimat utama dalam paragraf pertama dari bacaan tersebut adalah setiap usainya lebaran, kota-kota besar dibanjiri pendatang baru. Kalimat utama dalam paragraf pertama berada pada awal paragraf.
Temukan kalimat utama pada paragraf kedua, ketiga, keempat, serta paragraf kelima pada bacaan “Program Transmigrasi”!
3. Menyusun paragraf
Tentunya kalian telah dapat menemukan kalimat utama pada paragraf-paragraf di atas, bukan? Telah dijelaskan bahwa paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang mempunyai satu gagasan utama atau gagasan pokok. Gagasan pokok tersebut ada dalam kalimat utama atau kalimat inti. Nah, dari kalimat utama tersebut dapat dibuat kalimat penjelas dan dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Perhatikan contoh berikut ini!
Kalimat utama : Noel anak yang pintar
Paragraf :
Noel anak yang pintar. Setiap hari ia selalu belajar. Apapun kesulitannya dalam belajar, ia selalu bertanya pada orang tuanya. Apabila ia merasa tidak puas atas jawaban dari orangtuanya ia meminta penjelasan dari guru. Tidaklah mustahil apabila Noel selalu mendapatkan peringkat pertama.
Dari contoh di atas, kalimat utama dapat dijelaskan dengan kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat penjelas dapat berupa contoh, ciri-ciri ataupun hal-hal yang lain yang bersifat menjelaskan dari kalimat utama.
4. Membaca kalimat yang belum runtut
Pernahkah kalian membaca suatu kalimat atau paragraf yang belum runtut? Agar dalam membaca suatu paragraf atau pun kalimat agar lebih dapat kita pahami isinya, maka kalimatnya pun haruslah runtut. Kalimat yang runtut tentunya memperhatikan urut-urutan kejadian, sehingga apa yang dituliskan dari rangkaian kalimat bisa runtut. Perhatikan contoh di bawah ini!
a. Arus lalu lintas macet, para pengguna jalan telantar.
b. Sungai dan selokan banyak yang mampat.
c. Hujan seharian mengguyur kota Jakarta.
d. Ruas-ruas jalan tergenang air hingga satu meter.
Dari kalimat-kalimat tersebut apabila dirangkai menjadi paragraf yang runtut adalah:
Hujan seharian mengguyur kota Jakarta. Sungai dan selokan banyak yang mampat. Ruas-ruas jalan tergenang air hingga satu meter. Arus lalu lintas macet, para pengguna jalan terlantar.
Akibatnya kini kota Jakarta yang sudah padat itu menjadi lebih padat lagi. Mungkinkah diadakan sebuah peraturan untuk menghentikan menjamurnya bangunan kumuh yang liar itu? Bisakah mereka menerima perlakuan penertiban secara ketat?
Hal itu menjadi masalah yang sangat pelik bagi Pemda DKI Jakarta. Meskipun Polisi Trantib telah berulang kali merazia mereka, mereka seolah tidak takut. Banyak sekali rumah kumuh di kota Jakarta. Rumah-rumah liar itu berada di bantaran sungai, kolong jembatan tol, atau di sudutsudut kota lainnya. Mereka dengan enaknya mendirikan bangunan liar tanpa mempedulikan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Jenis Paragraf
Beberapa penulis seperti Sabarti Akhadiah, Gorys Keraf, Soedjito, dan lain-lain membagi paragraf menjadi tiga jenis. Kriteria yang mereka gunakan adalah sifat dan tujuan paragraf tersebut. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan sebagai berikut.
1.Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
(a) Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
(b) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
(c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
2.Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
(a) Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
(b) Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
(c) Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh Keraf (1989:73):
Sifat kodrati bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola semantik yang khusus.
(d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.
Indikator:
Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
Menemukan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
Menuliskan kesimpulan paragraf induktif
Membaca Paragraf Induktif
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
A.S. Broto (ed.)
Pengertian Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus. Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
Jenis Paragraf Induktif :
• Generalisasi
• Analogi
• Klasifikasi
• Perbandingan
• Sebab akibat
1. Sebab akibat
2. Akibat sebab
3. Sebab akibat 1 akibat 2
Membaca Paragraf Generalisasi
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
Pengertian Paragraf Generalisasi
General = umum
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili
Membaca Paragraf Analogi
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Lanjutan Contoh Paragraf Analogi
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Pengertian Paragraf Analogi
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Membaca Paragraf Sebab Akibat
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat
Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Membaca Paragraf Akibat Sebab
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
Pengertian Paragraf Akibat Sebab
Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Membaca Paragraf Sebab – Akibat 1 Akibat 2
Baru-baru ini petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng. Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu.
Contoh Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2
Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2
Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Ide Pokok/Gagasan Utama
Ide pokok/gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Keberadaan gagasan utama tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Gagasan utama yang eksplisit dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau paragraf campuran. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama diwakilkan pada sebuah kalimat utama yang letaknya bisa di awal, di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf. Sementara itu gagasan utama yang implisit umumnya dijumpai dalam paragraf deskriptif dan naratif. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama tersebut pada seluruh kalimat dalam paragraf itu.
Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
Menemukan ide pokok paragraf merupakan sutau kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya melalui bacaan. Keterampilan menemukan ide pokok bisa dilatih dan dikembangkan secara teratur dan berkesinambungan sehingga menangkap inti bacaan atau informasi yang diterimanya menjadi tepat, akurat, dan cermat.

Inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang secara struktural maknawi membawahkan gagasan yang lain. Oleh sebab itu, inti atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep gagasan lain (menyubordinasi gagasan lain). Gagasan-gagasan lain yang terwujud dalam kalimat-kalimat penjelas atau pendukung gagasan pokok itu berantai-berkesinambungan guna membentuk kesatuan paragraf.

Menemukan inti atau ide pokok bisa disiasati dengan mengenal tipe paragraf, berdasarkan pola penalaran dan pola pengembangannya. Bila dilihat dari segi pola penalarannya, paragraf bisa berbentuk tipe deduktif dan induktif. Lain halnya bila kita lihat dari pola pengembangannya, tipe paragraf dapat berupa paragraf definisi, paragraf contoh, paragraf sebab-akibat(kausalitas), paragraf perbandingan (persamaan-perbedaan), paragraf pertentangan, paragraf kronologi, dan sebagainya.

Pola penalaran deduktif merupakan cara berpikir yang dimulai dengan rumusan pernyataan umum. Biasanya ditempatkan di awal paragraf, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat-kalimat penjelas. Pola penalaran induktif merupakan pola berpikir dengan menggunakan peristiwa atau hal-hal khusus untuk menarik kesimpulan umum. Hal-hal atau peristiwa khusus yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa yang sejenis, seklasifikasi, paralel, dan digunakan sebagai data yang memperkuat gagasan untuk menarik kesimpulan. Secara logis, berdasarkan beberapa, banyak, atau semua data, pembaca digiring ke suatu kesimpulan umum atas peristiwa atau hal-hal tersebut. Pola penyimpulan bisa secara induktif, generalisasi, bahkan analogi.

Bila kita memenukan gagasan pokok berdasarkan pola penalarannya, ide pokok terdapat di kalimat awal atau di akhir paragraf. Perlu diketahui bahwa kalimat awal atau akhir paragraf bisa saja merupakan kalimat majemuk bertingkat, bahkan mungkin kompleks. Namun, inti gagasan terdapat pada induk kalimatnya, yakni unsur S-P (O)/(Pel.), sedangkan berdasarkan pola pengembangannya, ide pokok paragraf biasanya berada di awal paragraf.

Yang sering membuat pembaca bingung menentukan ide pokok adalah bila paragraf yang dibacanya bertipe naratif atau deskriptif. Ide pokok paragraf biasanya terjabarkan secara merata berkesinambungan dalam semua kalimat paragraf tersebut. Oleh sebab itu, pembaca harus pandai menemukan kata-kata kunci (key words) paragraf itu. Berdasarkan kata-kata kunci itulah kita dapat menentukan kalimat ide pokok.

Berbagai bentuk evaluasi, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi, tipe soal menentukan ide pokok atau inti gagasan pasti kita temukan. Hal itu bisa kita temukan pula dalam ulangan harian, ulangan blok, ulangan umum, ulangan semester, ulangan kenaikan, bahkan ujian nasional serta tes ke perguruan tinggi. Oleh karena iu, kepandaian menemukan ide pokok bisa ditingkatkan dan dilatih dengan cara membiasakan dan meningkatkan terus keamampuan membaca. Berlatih dan terus berlatih demi kemajuan kita semua.

Sumber bacaan untuk berlatih kita dapat menemukannya dalam berbagai bentuk dan corak, asalkan bersifat edukatif, intelektual, dan rasional. Kemajuan teknologi informasi dapat kita manfaatkan untuk hal ini sejalan dengan pengembangan wawasan kita sendiri. Membaca merupakan hal yang signifikan dalam kehidupan kita manakala kita menjadi individu masyarakat yang semakin meningkat taraf kualitas pribadi dan peradabannya. Selamat berlatih.
Ide pokok ialah poin utama yang disampaikan penulis dan bukan detail dari tulisan itu. Ini sama aja dengan kita menjawab pertanyaan temen pas dia bertanya “kamu kemana aja malam minggu kemarin?” dan kita menjawab “Aku nonton band”
Sebenarnya kita cuma mau ngasi tahu inti aktivitas kita saat malam minggu. Kecuali temen kita bertanya lebih lanjut mungkin kita baru akan menceritakan ke temen kita tiap detail saat kita nonton band, seperti misalnya, dengan siapa kita pergi, baju apa yang kita pakai, jajan apa aja yang kita beli, ketemu siapa aja di sana, dan seterusnya. Kita ga akan cerita gimana parkiran penuh banget sampai kita susah parkir atau hal-hal lainnya. Pada umumnya pas teman bertanya kita cuma ngasi jawaban singkat yang merupakan ide pokok dari informasi inti yang ingin kita beritahukan ke teman.
Kadangkala, ide pokok terlihat sangat jelas, akan tetapi seringkali kita menemukan kesulitan untuk mengetahui ide pokok pada soal-soal tes tertentu seperti contohnya pada soal-soal TOEFL, TOEIC, atau bahkan pada soal-soal ulangan harian dan lainnya. Seringkali ide pokok sangat tidak jelas dan hampir tidak ada pilihan jawaban yang sesuai dengan pikiran kita.
Berikut beberapa tips sederhana untuk menentukan ide pokok pada bacaan:
1. Jika ide pokok tersurat atau dituliskan
Seringkali penulis (terutama penulis baru) menuliskan ide pokok pada kalimat pertama suatu paragraf. Jika kita menemukan paragraf jenis ini, akan sangat mudah menemukan ide pokok: Cari aja kalimat dalam pargaraf itu yang bisa mewakili keseluruhan isi bacaan.
Patrick loves to play music. His favorite music instrument is guitar because it requires a great deal of skill. Patrick also likes to play music instrument which influences his emotion a lot. He prefers piano because it requires not only skill but also deep feeling. If he is alone, he would like to play saxophone.
The main idea here is “Juan loves to play music.”
2. Jika ide pokok tersirat alias tidak dituliskan
Saat ide pokok tersirat alias tidak dituliskan kita memang akan sedikit lebih sulit untuk menentukannya. Jika penulis tidak menuliskan ide pokok make kita bebas menentukan inti dari paragraf tersebut. Kita tinggal tuliskan saja satu kalimat yang kita pikir bisa mewakili keseluruhan isi teks.
Atau kita bisa menentukannya dengan cara berikut:
a. Ringkas bacaan/teks
Setelah kita membaca sebuah teks, bikin ringkasan singkat dalam ingatan atau tulis pada selembar kertas sebuah kalimat yang dapat mewakili seluruh isi teks, ringkasan itu dapat berupa jawaban jika temen kita nanya “Itu bacaan tentang apa si?”
b. Perhatikan pengulangan-pengulangan
Jika kita menemukan paragraf yang memberikan begitu banyak informasi hingga kita bingung gimana meringkasnya, cari aja pengulangan kata, frase, pendapat sama atau yang mirip.
Paragraf(alinea)
Paragraph (alinea) selalu kita temukan di setiap wacana yang kita baca.tentunya wacana yang lebih dari 1 kalimat atau terdiri dari beberapa kalimat.wacana yang terdiri dari berapa kalimat biasanya selulu menggunakan paragraph/alinea untuk memudahkan pembaca memahami,ataupun menandai suatu bacaan.
pada tugas kali ini akan membahas tuliasn mengenai paragraph(alinea) tentunya yang telah saya rangkum dari berbagai sumber yang saya dapat.di mulai dari membahas pengertian paragraph,syarat-syarat paragraph,unsure dan macam-macamnya.
1.Pengertian paragraf/alinea
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
atau dapat juga di sebut Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

2.syarat-syarat paragraph (alinea)
A. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
B.Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
C. Perkembangan Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

3.UNSUR-UNSUR PARAGRAF(ALINEA).
UNSUR-UNSUR PARAGRAF:
1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
4. Judul (kepala karangan).

Syarat suatu judul:
a. Provokatif (menarik)
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik

Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.
4.PENGEMBANGAN PARAGRAF(ALINEA)
Metode-metode pengembangan paragraf sesuai deNgan dasar pembentuk alenia.
A. Klimatks dan Anti-Klimaks
Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasna atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
B. Sudut Pandang
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan anggapan penulis terhadap subjek yang sedang digarapnya.
C. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
D. Analogi
Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tesebut sebagai ilustrasi.
E. Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau kejadian. Untuk menyusun proses,
pertama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
Ketiga, sesudah melakukan pembagian, harus dijelaskan tiap tahap-tahap secaradetail dan tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas.
F. Sebab – Akibat
Pengembangan alenia dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Tetapi data juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perincian.
G. Umum – Khusus
Cara umum-khusus dan khusus-umum merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perincianya, kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.
H. Klasifikasi
Yang dimaksud dengan klafisikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klasifikasi tertuju pada dua arah yang berlawanan yaitu:
1. Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok,
2. Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.
I. Definisi
Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.
5.macam-macam paragraf (alinea)
A. Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
B. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
C. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
D. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
E. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
a. Berdasarkan tujuannya
1). Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
2). Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
3). Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

b. Berdasarkan letak kalimat utama
1). Paragraf deduktif :
*. letak kalimat utamanya di awal paragraf
*. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2). Paragraf induktif
*. letak kalimat utamanya di akhir paragraf
*. diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
3). Paragraf campuran
*. letak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraf
*. kalimat utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.

c. Berdasarkan isi, antara lain :
1). Paragraf deskripsi
Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2). Paragraf proses
Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3). Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antarkalimat
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
- Tema merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama sekali. Selain itu, tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu cerita. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang pengarang sebagai ide utama atau pemikiran pokok, ke mana sebuah cerita akan diarahkan. Robert Stanton menempatkan tema sebagai sebuah arti pusat dalam cerita, yang disebut juga sebagai ide pusat dan Stanton juga menyatakan bahwa tema cerita berhubungan dengan makna pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu kepada sebuah fakta dan alat-alat penceritaan, yang mengungkapkan tentang kehidupan. Tema selalu dapat dirasakan pada semua fakta dan alat penceritaan di sepanjang sebuah cerita rekaan.

Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pengarang dalam karyanya sebab tema selalu berkaitan dengan masalah (kehidupan) yang dikemukakan dalam cerita rekaan tersebut. Akan tetapi tema tidak sama dengan masalah. Tema adalah suatu (hal) yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, ataupun sikap pengarang tentang suatu masalah, sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang haarus diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang diungkapkan pengarang dalam karyanya.
Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Tema dalam cerpen dapat terjabar dalam setiap satuan peristiwa dalam cerita, misalnya melalui tingkah laku atau jalan hidup pelakunya.
Tema juga dapat berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang disampaikan. Conto Tema, adaa beberapa contoh tema misalnya Tema Kemerdekaan, Tema Ramadhan, Tema Idul Fitri, Tema Natal, Tema Global Warming, Tema Penghijauan, Tema Sekolah, Tema Tempo dulu dan lain sebagai nya.Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis
Tema dalam karang-mengarang adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Adapun dalam tulis-menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema bisa berarti juga gagasan utama. Dalam berbagai kamus kontemporer, tema diartikan sebagai dasar isi cerita, amanat cerita, persoalan, atau buah pikiran yang diuraikan dalam karangan.

Tema tulisan sangat menentukan arah tulisan atau tujuan dari tulisan tersebut. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan dibahas atau diuraikan oleh penulis. Pentingnya posisi tema, sehingga ada sebagian penulis yang mengatakan bahwa menemukan tema sama halya telah merampungkan tulisan.
Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan atau orang-orang. Tema harus dibedakan dari motif, subyek atau topik. Tema dipergunakan untuk memberi nama bagi suatu pernyataan atau pikiran mengenai suatu subyek, motif atau topik.
Dalam menentukan tema atau menerangkannya kita harus menghindari hal-hal yang imperatif. Tema bukanlah suatu firman, suatu moral, suatu petunjuk mengenai cara hidup, atau apa saja yang harus dilakukan. Tema merupakan suatu pernyataan mengenai hidup dan manusia, suatu observasi, suatu keputusan, suatu pengumuman.

Apa dan bagaimana tema atau dasar pikiran yang akan disusun menjadi tulisan itu? Menentukan tema tulisan beda dengan menentukan judul. Mentukan tema harus jelas, singkat dan padat. Menentukan tema tidak cukup hanya dengan mencari jawaban atas pertanyaan "apa" (yang dimaksud dengan) tema itu, tapi perlu juga mencari jawaban atas pertanyaan "bagaimana" (pokok bahasan yang sudah ditemukan itu terjadi atau dilakukan).
Banyak penjabaran tentang tema dan secara umum mengatakan bahwa tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, tema adalah gagasan, ide pokok, atau pokok persoalan yang menjadi dasar cerita.
Tema adalah inti dan fondasi awal dalam setiap cerita. Para pembaca pun banyak yang menentukan pantas tidaknya suatu tulisan dibaca hanya degan melihat tema. Semakin menarik temanya, cerita itu semakin memiliki nilai lebih.
Memang sering dijumpai kekeliruan dalam mengartikan sebuah tema. Ada yang menyamakan tema dengan topik. Padahal, definisi keduanya jelas berbeda. Topik hanyalah pokok pembicaraan yang ada dalam cerita, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yaitu sesuatu yang hendak diperjuangkan melalui karya tersebut.

Mengenal Tema dalam cerita
Banyak penjabaran tentang tema dan secara umum mengatakan bahwa tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, tema adalah gagasan, ide pokok, atau pokok persoalan yang menjadi dasar cerita.
Tema adalah inti dan fondasi awal dalam setiap cerita. Para pembaca pun banyak yang menentukan pantas tidaknya suatu tulisan dibaca hanya degan melihat tema. Semakin menarik temanya, cerita itu semakin memiliki nilai lebih.
Memang sering dijumpai kekeliruan dalam mengartikan sebuah tema. Ada yang menyamakan tema dengan topik. Padahal, definisi keduanya jelas berbeda. Topik hanyalah pokok pembicaraan yang ada dalam cerita, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yaitu sesuatu yang hendak diperjuangkan melalui karya tersebut.
Fungsi Sebuah Tema
Adanya tema menjadi unsur paling penting dalam penyusunan sebuah cerita karena ia menjadi pegangan pengarang dalam menentukan elemen struktural lain, seperti plot, tokoh, dan latar.
Temalah yang berperan sebagai titik awal yang menuntun pengarang dalam menciptakan dan membentuk plot atau membawa tokoh menjadi serasa hidup. Ada pun fungsi terpenting tema dalam sebuah cerita adalah menjadi elemen penyatu terakhir keseluruhan cerita.
Selain itu, fungsi tema yang lain adalah melayani visi. Visi di sini yaitu tanggapan total pengarang terhadap pengalaman hidup dan hubunganya dengan jagat raya. Yaitu, pengarang dapat menciptakan dunia fiksional yang membawa pembacanya seolah-olah sedang mengalami kejadian dalam cerita. Pembaca pun dapat melihat pengalaman hidup orang lain lewat kacamata pengarang.
Jenis-jenis Tema
Tema memang banyak jenisnya. Secara umum, dapat diklasifikasikan berdasarkan pokok pembicaraan, ketradisian, dan cakupan.
1. Berdasarkan Pokok Pembicaraan
• Tema Jasmaniah (Physical)
Tema ini berkaitan dengan keadaan jasmani manusia, yaitu mempunyai fokus pada manusia sebagai molekul, zat, dan jasad.
• Tema Organik (Moral)
Tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia, misalnya tentang hubungan antarmanusia, antarpria dan wanita.
• Tema Sosial
Tema ini mencakup masalah sosial, yaitu hal-hal di luar masalah pribadi. Lebih jelasnya, dalam tema ini, dibahas mengenai kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, yaitu interaksinya dengan masyarakat.
• Tema Egoik
Tema ini mencakup reaksi-reaksi pribadi manusia sebagai individu yang senantiasa menuntut pengakuan atas hak individualitasnya. Tentunya, dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia mempunyai permasalahan dan konflik, misalnya perbedaan pendapat. Itulah yang menjadi kajian dalam tema ini.
• Tema Ketuhanan (Divine)
Tema ini mencakup kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
2. Berdasarkan Ketradisian
• Tema Tradisional
Tema ini sangat berkaitan dengan kejahatan dan kebenaran. Tema ini disukai pembaca karena akan menggambarkan bahwa kebenaran pada akhirnya selalu menang melawan kejahatan.
• Tema Nontradisional
Tema ini mempunyai ide utama yang melawan arus atau tidak lazim. Dalam cerita yang mengambil tema ini, kadang mengecewakan pembaca karena jalan ceritanya tidak sesuai harapannya. Tidak seperti pada cerita bertema tradisional, dalam cerita ini kadang yang jahat malah mampu mengalahkan yang baik.
3. Berdasarkan Cakupan
• Tema Pokok (Tema Mayor)
Pada tema ini, makna pokok cerita yang menjadi gagasan umum tidak hanya terdapat dalam bagian tertentu, tetapi terdapat dalam keseluruhan bagian.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Permisi...,
Pak, APA maksud bapak mengadakan merangkum online? Memonopoli waktu dan tenaga agar Bapak tak perlu lelah menjelaskan materi? Atau menyiksa siswa yang sulit mengakses internet, sehingga mereka harus menghabiskan uang banyak untuk ke warnet, untuk MENGERJAKAN RANGKUMAN?

Apa Bapak tak tau, masih BANYAK murid yang masih sulit akses internet, apalagi di musim hujan ketika cuaca tak selalu cerah, dengan arti mereka takkan selalu bisa ke warnet jika hujan deras. Saya tak heran, bagaimana Bapak tak pernah berpikir tentang itu, karena saya pikir Bapak memang tak punya hati dan pikiran.

Jadi Pak, SAYA MENOLAK KERAS pada usaha bapak merangkum online, saya benar-benar menganggap itu tak adil. Tak semua anak bisa akses internet dengan mudah, kenapa Bapak malah menyusahkan mereka? Entah apa tujuan yang Bapak maksud dengan merangkum online ini, saya tak mengerti. Apa mungkin mempermudah kami, tidak juga. Kami harus menatap lembaran-lembara blog Bapak di depan komputer, membuat mata kami lelah dan jenuh, dan itu sama sekali merepotkan. Atau, taukah Bapak, beberapa anak lebih memilih mencetak isi blog, dan biayanya samasekali tidak murah. Saya jauh lebih senang diajar istri Bapak yang baik hati dan tidak menyusahkan kami.

Pak, saya benar-benar tidak melihat sisi positif dari merangkum online ini--setidaknya bagi kami. Mungkin banyak manfaat untuk diri bapak sendiri, termasuk menghemat tenaga Bapak untuk menjelaskan materi dan tidak perlu melakukan apapun selain mengetik di blog. Tapi sisi positif bagi kami, para murid? Saya pikir Bapak bukan seorang muslim, atau setidaknya BUKAN manusia YANG BERADAB, karena saya yakin seorang muslim atau manusia yang beradab selalu melakukan sesuatu yang banyak manfaat dan sedikit kerugian, sungguh bertolak-belakang dengan pribadi biadab Bapak.



Maaf saja Pak, saya harap Bapak tak lagi menyusahkan kami dengan merangkum online. Untuk catatan, saya prihatin terhadap 9. 2 karena memiliki wali kelas seperti Bapak.


TERIMAKASIH
ini hanya sekadar kritik

Anonim mengatakan...

Casino Secret Sauce Review
This is a fresh concoction of a flavorful sauce from Belize. It was made カジノ シークレット with fresh habanero peppers, garlic, onion leovegas and lime juice. It has a vua nhà cái spicy  Rating: 3.8 · ‎Review by toppucasino

zadhiyavaldivieso mengatakan...

Slot Machines - DRMCD
Slot Machines. 서귀포 출장안마 The latest update to the popular slot machines 충청북도 출장마사지 software and 구미 출장안마 jackpots game, 충청남도 출장안마 The 제주 출장마사지 Jackpot Party Slot is a new online slot machine game made in the USA.

Posting Komentar